30 December 2008

Jadikan Pilihan Yang Sederhana

"Belasungkawa yang sedalam dalamnya bagi korban, keluarga korban dan rakyat Palestina serta Israel atas peristiwa pengeboman di Palestina beberapa hari yang lalu."

Sebuah serangan kembali dilancarkan israel ke daerah palestina. Serangan, yang ternyata tidak sebuah, disebut sebagai serangan balasan atas mortir Palestina yang menewaskan penduduk israel. Istilahnya hutang darah bayar darah, hutang nyawa bayar nyawa dan hutang mortir dibalas roket.

kalau soal sebab perang dan sebab mengapa juga tidak pernah berakhir dikawasan Palestina dan Israel mungkin lebih pinter rekan rekan dari jurusan Hubungan Internasional FISIP UNAIR untuk menjelaskan secara lebih menggigit. Hanya saja setiap orang boleh donk untuk punya presepsinya sendiri-sendiri dalam membaca setiap kejadian yang tak pernah henti-hentinya di suapkan kepada kita pagi, siang sampai sore oleh kotak ajaib bin televisi. Jadi meskipun mungkin tidak menggigit, seseorang tetap boleh memilih komentar atau sikap seperti apa yang akan diambil.

Itu juga termasuk boleh memilih sikap yang adem-adem aja setelah melihat pemberitaan beberapa hari terakhir mengenai Palestina dan Israel. Karena selain ada rasa jengah dan jenuh dengan berita yang sama seperti jaman masih di taman kanak-kanak dulu, mungkin ada pengaruh dari sebaris kalimat yang diucapkan Adnan Oktar sesaat setelah dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Kira-kira kalimatnya begini "Ada sesuatu kebaikan dalam segala hal." jadi singkat kata, kejadian yang menimpa rakyat Palestina, seburuk apapun itu, tetap saja memiliki sisi kebaikan yang mungkin tidak hanya untuk rakyat Palestina sendiri, tetapi juga kebaikan untuk insan manusia dibelahan dunia lain.

Bukan bermaksud tidak acuh terhadap penderitaan yang dialami oleh korban pengeboman tersebut. hanya ingin melihat kebaikan yang diberkahkan Tuhan melalui kejadian yang dikecam oleh hampir seluruh penghuni bumi. Sama seperti berkah terpilihnya Barack Obama sebagai presiden ke 44 Amerika Serikat, juga akan memiliki sisi negatif. Mungkin tidak hanya untuk Barack Obama sendiri tapi juga sisi negatif untuk insan dibelahan bumi yang lain.

Tetap tidak jadi masalah bila ada saudara-saudara kita yang tergabung dalam front pembela atau kelompok-kelompok solidaritas yang menyatakan siap diberangkatkan ke daerah konflik untuk memperjuangkan hak-hak korban serangan. Kan yang menjadi masalah "hanya" siapa yang memberangkatkan dan kapan, jangan lupa, di sekitar kita juga masih banyak yang memerlukan bantuan kita dalam memperjuangkan hak-haknya. Atau yang paling enak berangkat dengan keinginan sendiri menggunakan uang sendiri dan hanya diketahui oleh diri sendiri
, baik mulai pergi sampai pulangnya?

OK!! paragraph terakhir akan didedikasikan untuk opini yang mengatakan dengan nada datar dalam dan lancar.
"paling sampai aku punya anak yang juga kuliah kayak aku sekarang, perangnya nggak kelar-kelar. kebayang nggak berapa perbandingan jumlah manusia yang diuntungkan dan yang dirugikan dalam perang itu? banyak yang diuntungkan lho!!! termasuk kita-kita ini. Gimana nggak, manusia mana mau rugi bro. Kenapa kok masih perang kalo memang merugikan? kalo yang rugi banyak kok juga gak berhenti? manusia itu makluk ekonomi bro, inget!! mereka akan melakukan apa saja untuk tetap mendukung dan melangsungkan apa yang menurut kita bisa memberikan rasa kenyang, nyaman, aman dan girang..."

24 November 2008

"Risain" alias mengundurkan diri

Genap satu minggu sudah mengundurkan diri dari keterlibatan dalam kerja kreatif di Genta Teamwork Comm. Sebenarnya sesuatu yang kurang nyaman bila mengingat banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga yang bisa dan biasa didapatkan, baik dari lingkup kerjanya maupun dari sahabat-sahabat saya di Genta, terutama yang menyangkut masalah mecari duit. tapi ada baiknya direkam untuk menjadikannya sebuah monument dari perjalanan selama dua tahun sebuah event organizer yang sekarang, kata orang sih!, menjadi salah satu yang 'punya nama' di kota kedua terbesar di Indonesia ini.

event organizer

Bergabung dengan sebuah teamwork yang spesialis mengorganize showbiz event ini tidak melalui sebuah perjalanan yang susah payah dan berliku. Semua diawali dengan sebuah telepon di malam hari pada tanggal 30 Desember 2006 dari seorang alumni Unit Kegiatan Mahasiswa Tari dan Karawitan UNAIR. beliaunya nawarin untuk ikut bantu menyukseskan sebuah acara perayaan tahun baru yang langsung saja mendapat jawaban "iya" mantap dari yang ditawarin. Tapi ini bukan awal perjalanan mengarungi samudra event organizer pertama, ini hanya preambule saja. Perjalanan yang sebenarnya dimulai ketika mengambil honor acara perayaan tahun baru.


Saat itu tawaran untuk jadi Supervisor tim Registrasi L.A. Lights Indiefest 2007 wilayah Indonesia Timur mendapat jawaban "siap" yang tak kalah mantapnya dengan "iya" pertama, walaupun agak terlintas keraguan mengingat pengalaman saya dalam bidang ini berada dalam level super beginner. Namun, berkat prinsp dasar ala FURIATAMA Consultant. dan kursus teamwork dan leadership setahun di Unit kegiatan Mahasiswa Tari da Karawitan UNAIR, perjalanan pun dimulai. Sangat logis bila pada waktu-waktu berikutnya, selama menjalani my another side job ini, berbagai benturan banyak terjadi.

Singkat cerita sampailah pada saat dimana kemampuan berpikir dan bertindak dalam mengemban setiap tugas dan amanah yang diberikan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari sesama rekan setim maupun beberapa sahabat dari event organizer yang lain. Meskipun, tentu saja, status saya di Genta masih sebagai yang paling junior dibanding para pemain lama. ada kepuasan dan letupan-letupan bahagia serta senyum yang rasanya enak ketika dipindah dari satu tim ke tim yang lain. karena itu berarti akan ada cukup hal untuk dipelajari lagi dan menambah bab demi bab pemahaman dalam dunia event organizing.

Seiring banyak hal yang dipelajari, squadra-squadra baru mulai begabung. sebagian besar memang dipercayakan kepada Junior ini untuk seleksinya. selain karena semakin banyak event yang harus di manage, beberapa pemain lama banyak yang memilih untuk berstatus freelance. mungkin agar bisa mencari lebih banyak tantangan di beberapa jenis event yang lain. Pada tahap inilah basic salary diterima setiap bulan dengan jumlah yang cukup untuk bantu-bantu bayar listrik, air, tilpun, maka sehari hari, tunjangan BBM dan pulsa Handphone nonton bareng pacar... he..he.. ternyata banyak juga ya!?

Panjang lebar yang harus diceritakan untuk menggambarkan perjalanan dua tahun di Genta. Yang didapatkanpun bukan sebuah daftar kecil saja. beberapa yang menjadi momentum adalah satu unit komputer yang sudah sejak SMP saya impikan. celana jeans (atau jins?) yang baru punya saat sudah jadi mahasiswa dengan merk Lee Cooper. Handphone nokia 5210 (entah dimana kau kini..) yang kepinginnya saat liat temen se-gank jaman SMA baru beli dan masih banyak kalo yang berupa materi. agak sentimentil sih...

Terlepas dari itu semua, pilihan untuk begabung dengan Genta Teamwork Comm adalah salah satu pilihan yang tidak saya sesali bahkan sangat saya syukuri. meskipun dengan memilih tersebut berarti kuliah menjadi nomor dua selama dua tahun. Namun dengan waktu yang hanya dua tahun apa yang didapat di Genta, selain materi, menjadi sebuah bekal berharga untuk menjalani tahun-tahun kedepan setelah mengundurkan diri dari Genta. terutama dalam bidang komunikasi, kreatif, teamwork, tanggung jawab dan tentu saja enterprenuership.

24 October 2008

Tambal ban(d?) dan Krisis Ekonomi Global

Krisis ekonomi AS yang katanya berdampak pada geliat ekonomi dunia masih menjadi pembicaraan pendamping mengiringi keberangkatan Chandrayan 1 milik ISRO (Badan Antariksa milik India!!) membawa 10 satelit yang sebagian besar milik negara-negara maju di Eropa. Selain itu, dampak krisis ekonomi masih menjadi menu utama perbincangan di setiap saluran televisi bersama dengan demo anti RUU-Pornografi dan tertangkapnya teroris di Jakarta.

Mungkin memang sulit bagi banyak topik yang lain untuk mencuat ke permukaan menandingi berita mengenai ambruknya pilar-pilar ekonomi negeri Paman Sam. bisa jadi ini karena banyak pihak yang menganggap inilah moment paling ditunggu pada awal milenium ke 3. Atau rasa ng-gumun banyak orang yang awam terhadap prasangka kedigdayaan negara Pak George W. Bush ini. Tetapi yang menarik perhatian saya justru atau justeru.. mengapa Indonesia tidak remek-remek banget terkena imbasnya. Paling-paling "cuma" bursa saham yang dag dig dug, itupun sekarang sudah mulai "mengeras eh.. menguat". Biasanya kan negara-negara macam negara kesatuan kita tercinta ini yang ketiban sampur untuk hal-hal kayak gitu. maklum, kita kan masih banyak dibantu negara besar kayak Amrik gitu loh!!

Menurut teman-teman mahasiswa ekonomi Universitas Airlangga, ekonomi Indonesia dan negara-negara "semacamnya" tidak ikut-ikutan ambruk karena memang kita tidak pernah ikut memberi hutang luar negeri ke AS. jelas bila AS sedang bokek kita tidak perlu khawatir. Yang kedua ekonomi kita mayoritas pilarnya adalah sektor riil. Khusus untuk alasan yang kedua, ada satu hal yang membuka mata saya dan menjadi pertanyaan tersendiri. Apakah tambal ban(d?) termasuk sektor riil atau tidak? apakah bisa ikut menjadi nominator pahlawan-pahlawan ekonomi alias bung Hatta Award (yang ini bikinan saya)? berhubung saya tidak terlalu melek dalam bidang ilmu ekonomi, menurut alam fikir saya waktu ngendon di kastil biru jadi agak miring.

Michael Schumacer, Lewis Hamilton, Mike Doohan, Collin Mcrae, Doni Tata, bang Jalil dan Mat Juki termasuk wakil-wakil Asosiai Manusia Hidap Karena Ban(d?) atau AMHKB! bagaimana tidak, setiap mereka melakoni pekerjaannya dibidang masing-masing berapa duit yang didapat sangat dipengaruhi berpihaknya "ban" kepada mereka selain faktor-faktor pengiring yang lain. khusus untuk Mat Juki dan Bang Jalil, selain hidupnya bergantung pada Ban, mereka juga Superhero andalan masyarakat yang juga tergabung dalam AMHKB. meskipun Michael Schumacer dan Doni Tata belum pernah bersentuhan langsung dengan mereka karena setahu saya belum pernah panitia penyelenggara di Sepang Malaysia membuat ID-Card dengan tulisan "Broken Tyre Official Mechanic" untuk orang-orang dengan seragam paddock sambil wira wiri nyeret kompresor segede torpedo kapal selam.


Berkaitan dengan Krisis Ekonomi Global (AS), Ekonomi Indonesia dan Bung Hatta Award, mari kita melihat ada apa di balik tumpukan ban disebelah Kompresor yang mirip toepedo kapal selam itu...

Sesuai dengan merek dagangnya, Tambal Ban, kegiatan utama dari bidang jasa ini adalah menambal ban. Menambal berarti menutup, mengisi ruang, bidang maupun jarak yang tercipta secara, seharusnya, tidak sengaja dari bagian mana saja dari ban. kalo mau dicarikan formula definisinya kira kira "suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi ban kepada substansi kenapa diciptakannya ban tersebut melalui serangkaian tindakan teknis oleh seseorang atau badan baik secara berimbal balik maupun sukarela". apabila ada yang hendak merumuskan ulang atau mengkoreksi formula definisi diatas, maka mari kita adu argumentasi sambil minum kopi di warung depan gerbang Universitas Airlangga. karena saya yakin sampeyan punya waktu yang lebih senggang daripada saya.

Dengan formula definisi tersebut kita mendapatkan beberapa elemen utma dalam usaha tambal ban. yang pertama ban itu sendiri, sebagai produk paling canggih bin modern nan ajaib wal fenomenal dengan segala polemik mengenai sejarah keberadaannya di antara kkehidupan manusia, memegang peranan vitalnya dalam usaha ini.tidak perlu motor atau mobilnya, velnya juga tidak apalagi paku penyebab kerusakan bannya, yang penting ban ada , beres!!. Bahkan tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi bila elemen ini tidak dapat disediakan dalam proses menambal ban... (belum pernah ketemu tukang tambal onde-onde atau tukang tambal handphone, yang ada tukar tambah). yang kedua, tentu saja peralatan mekanikal seperti pengungkit, kunci pas (sumpah harus pas!!) biasanya ukuran 10 atau 12, karet penambal, lem, bak dan airnya, pemanas (biasanya kawin silang kompor spirtus dengan alat press, bayangkan desainnya), dan mesin kompresor atau pompa angin manual. sedangkan yang ketiga dan yang terakhir dari elemen utama bisnis ini adalah tukang tambal bannya. Yang ini gak perlu dibahas, keterlaluan nanti ngelanturnya. Sebenarnya banyak unsur pendukung lainnya, tapi bisa bervariasi dan tergantung ke-bonafit-an pemilik usahanya.

Menyoal krisis lagi. Menggunakan parameter transaksi sederhana saja kita sudah bisa melihat bahwa usaha tambal ban membutuhkan modal nyata dan terdapat proses produksi jasa didalamnya. konsumen dan marketnya jelas, yaitu orang-orang, atau lebih tepatnya para tyre owner, yang bermasalah dengan bannya. setelah jasa diberikan, bila tidak ada perjanjian sukarela, sang pengguna jasa memberikan imbalan kepada sang pemberi jasa. karena dalam kegiatan ekonomi dikenal istilah hutang, terhutang dan piutang dan oleh sebab tambal ban juga mengandung kegiatan ekonomi, maka istilah diatas juga terdapat dalam usaha ini. meskipun jaminannya tidak serupa jaminan kredit properti di Amrik sono!!, biasanya sekadar KTP, SIM, atau Helm saja.

Sekarang dari kacamata model apa usaha tambal ban dianggap sebagai Nominator dalam ajang Bung Hatta Award?
Sebetulnya sederhana, dalam usaha tambal ban yang juga mengandung kegiatan ekonomi, terdapat modal yang jelas yaitu dua elemen utama yang disebut yang terakhir diatas. Kemudian ada proses produksi yang menghasilkan produk jasa dan tentu saja ada konsumen baik secara fisik maupun potensial. dari sana kita dapat melihat bagaimana perputaran modal dan uang yang ada begitu nyata begitu sederhana. sehingga perhitungan dan rumus-rumus ekonomi yang sulit wal rumit tidak sampai berbuntut krisis ekonmi yang dialami Amerika serikat saat ini. beda lagi kalo dalam satu minggu diseluruh Indonesia setiap pengguna jasa Tambal Ban meninggalkan KTP, SIM atau helm untuk jaminan pembayaran jasa tambal ban. ya semua bisa terjadi, tapi lebih mungkin terjadi Olga Syahputra jadi menteri agama sebelum hal diatas terjadi.

Kalo hanya menggantungkan masa depan ekonomi Indonesia pada para Broken Tyre Mechanical saja, kok rasanya kebangetan. Sudah pendapatannya cuma cukup untuk makan satu keluarga saja, masih mau dibebani menyelamatkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu memasukan seluruh anggota Perkumpulan Pengusaha dan Penjual Bakso, Forum Komunikasi Warung Kopi, Keluarga Besar Pembuat Kue dan Jajanan dan Persatuan Bakul Jamu kedalam jajaran nominator Bung Hatta Award sebagai pahlawan ekonomi Indonesia yang secara tidak mereka atau bahkan kita sadari telah menjadi perisai cukup kokoh sampai saat ini dalam menahan gelombang dampak Krisis Ekonomi Amerika Serikat, adalah sangat bijaksana.

terakhir... (sama seperti setelah kita memberi imbalan kepada tukang tambal ban) kitapun mengucapkan matun suwur pak!!! weeengg.....




01 October 2008

TERIMA KASIH PAK

Hari Raya Idul Fitri 2008 baru saja kita lalui bersama. tentunya masing-masing dari kita punya sejuta kisah menarik berkaitan dengan lebaran tahun ini. Namun dominasi mudik alias pulang kampung sebagai latar belakang alias setting cerita sulit untuk dikalahkan. Karena memang tidak dapat dipungkiri, tradisi mudik dari tahun ke tahun selalu membawadampak yang besar hingga ke kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Dari soal pemerintahan hingga sosial budaya, selalu mengangkat mudik sebagai tema utama. bahkan event promo berbagai macm produk jasa hingga camilan sekalipun, menjadikan mudik point of interestnya.

Dalam euforia mudik pasti ada berbagai macam hal yang yang tidak pernah absen menjadi ciri khas budaya lokal ini. Iring-iringan mobil ber-roof rack berisi koper diselimuti cover parasut atau sekedar terpal anti air, roda dua yang di tuntut memiliki kemampuan angkut lebih dari yang terlintas ketika mengajukan kredit sampai apel akbar jajaran kepolisian guna mengantisipasi ledakan jumlah kendaraan dijalan mulai H-4 hingga H+4.



Yang disebut terakhir ini malah yang paling sering menjadi topik 10 besar, bukannya 3 besar dalam setiap info mengenai lebaran, bila dibandingkan liputan mengenai peningkatan volume kendaraan baik melalui jalan darat laut dan udara. padahal kesetiaan korps yang satu ini, sudah dimulai semenjak proses mudik menjadi masalah yang me-Nasional, entah kapan itu.

gambar yang ada di postingan ini, yang diatas tulisan ini. diambil pake SE K550i punya pacar saya jam setengah dua bla siang di pertigaan Kertosono, Kab. Kediri. Pertigaan ini termasuk spot yang mendapat perhatian serius dari Polda Jatim. karena termasuk simpul lintas provinsi. terlihat pada gambar sebuah bis dan mobil pribadi yang melaju kearah nganjuk, mungkin meneruskan ke madiun dan bblas kejawa tengah lewat Magetan. sedangkan yan kearah saya waktu lagi ambil gambar, disambut gapura Pemkab Kediri yang, seperti kota-kota di Jatim lainnya, pembangunannya di support oleh Bank Jatim.

Melihat jam di HaPe pacar saya, tentu anda semua setuju, udaranya sangat terik bahkan kering. maklumlah, bulannya masih musim kemarau. Tapi bapak-bapak, ada ibu juga, polisi yang bertugas atau harus bertugas menunaikannya dengan gurauan ringan dan seskali bercerita tentang hal remeh temeh lainnya. seperti ketika dinas pada hari-hari yang lain. kebetulan hari ini Hari aya Idul Fitri.




05 September 2008

CEPAT-CEPAT

"Cepat" adalah tuntutan yang harus anda jalani dalam dunia yang katanya modern sekarang ini. Serba-serbi dunia modern membutuhkan kecepatan dalam gerak langkahnya agar selalu terhindar dari lipatan-lipatan perkembangan jaman yang mampu menggilas apa saja. Ideologi kecepatan ini begitu mempesonanya. Dia mengalahkan ideologi-ideologi lain yang menawarkan resep-resep yang membutuhkan masa penyembuhan lebih lama, dia telah berubah menjadi tidak hanya ideologi tetapi telah menjadi mitos baru yang tak terasionalkan.

Kecepatan telah banyak mengubah wajah dunia. Ambillah contoh tidak usah terlalu jauh misalnya Surabaya. Coba anda buat periodesasi yang setiap periodenya lima tahun kemudian di mulai dari tahun ini tariklah kebelakang semampu anda mengamati sejarah lalu bandingkan. Maka anda akan temukan bagaimana dalam setiap periodenya perkembangan kota Surabaya tidak hanya bisa di bilang cepat namun telah mengalami percepatan ( Akselerasi ). Manusia pun berupaya untuk membuat catatan-catatan kecepatan baru dalam melintasi ruang yang semakin mengagumkan. Scramjet milik NASA yang bernama X-43A yang terakhir tercatat memecahkan rekor kecepatan pada sebuah tes terbang. Kecepatan yang berhasil dicatat ialah Mach 6,83. Itu artinya, hampir tujuh kali kecepatan suara. Namun pesawat ini tanpa awak, mungkin ( ini masih mungkin loh...) masih terlalu beresiko untuk menempatkan manusia dalam sebuah alat dengan kecepatan yang terlalu tinggi karena mungkin ( sekali lagi..) saja susunan tubuh manusia masih tidak memungkinkan untuk berada dalam kecepatan setingkat itu. Sedangkan pesawat untuk berawak masih dipegang oleh pesawat mata-mata SR-71 “Black Bird” yang meraih tak lebih dari Mach 3,2. Sedangkan rata-rata pesawat jet komersial terbang dengan kecepatan di bawah Mach 1. sedangkan kecepatan tertinggi yang pernah di raih oleh manusia tanpa menggunakan alat adalah 9,76 detik dengan jarak tempuh 100 meter yang di bukukan oleh Justin Gatlin Sprinter asal Amerika Serikat dalam sebuah GP Atletik di Doha, Qatar 2006 yang lalu.

Dalam ilmu matematika Kecepatan (simbol: v) atau velositas adalah pengukuran vektor dari besar dan arah gerakan. Nilai absolut skalar(magnitudo) dari kecepatan disebut kelajuan (bahasa Inggris: speed). Kecepatan dinyatakan dengan jarak yang ditempuh per satuan waktu. Sedangkan waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung kalau menurut situs Wikipedia yang boleh anda tidak percayai skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Skala waktu diukur dengan satuan detik, menit, jam, hari, bulan,tahun, windu, dekade (dasawarsa), abad, milenium dan seterusnya.

Sedikit menambahi Baudrillard yang menyatakan kondisi sekarang telah berada dalam situasi "More social than the social (the masses); fatter than fat (obesity), more violent than the violent (terror), more sexual than sex (porn), more real than the real (simulation), more beautiful than the beautiful (fashion)". Dan mungkin dalam urusan kecepatan dalil Baudrillard bisa kita tambahi dengan more fast than fast ( acceleration ). Namun bisakah kita bertanya dalam laju kecepatan tinggi yang sekarang kita lalui. Penting nggak sih kita bercepat-cepat ria. Memang kecepatan perputaran dunia sekarang telah membuat banyak tawaran solutif bagi permasalahan manusia yang kompleks. Namun dia juga mempunyai kemampuan menggilas, dia menggilas apa saja yang berjalan dengan lambat yang tidak berjalan sesuai dan searah dengan kecepatan yang sedang dia tempuh. PKL yang banyak berada di jalan pun terpaksa harus di pinggirkan atas nama sebuah kecepatan pembangunan kota dan tak heran pula jika restoran Fast Food yang di Amerika menjadi langganan sopir truk, McDonalds atau yang biasa di singkat McD oleh anak-anak gaul SMU agar terkesan familiar menajamkan filosofi kecepatan ini pada praktek bisnisnya yang membuat restoran ini populer walaupun kualitas gizi yang di sajikan pada makanannya masih kalah jauh bila di bandingkan dengan nasi pecel, begitu pentingnya arti kecepatan yang di tawarkan oleh McD dalam membangun image sebuah percepatan kemajuan sampai-sampai bisnis Franchise inilah yang pertama kali di hadirkan oleh Amerika dan membuka gerainya di Afghanistan pasca invasi AS ke negara itu. Belum lagi jika kita berbicara tentang perubahan model Handphone atau trend fashion yang lagi-lagi di dominasi pembicaraan mengenai cepatnya hal itu berubah yang memaksa kita yang berpikiran tidak ingin ketinggalan kecepatan kemajuan jaman memaksakan diri untuk mengikutinya walaupun dengan pengorbanan yang berdarah-darah.

Kecepatan kini tidak lagi mengacu pada sebuah rangkaian proses dari perjalanan. Kecepatan dengan ketidaktahuannya akan di mana dia berpijak, pada waktu yang bagaimana dia berada karena dalam sebuah laju yang sangat cepat kesadaran akan ruang dan waktu menjadi berkurang, kita yang berada dalam laju tersebut menjadi sulit untuk menentukan orientasi apakah kita masih berada dalam kontinuitas waktu dan ruang yang sama ataukah kita dengan laju cepat itu berada dalam sebuah dunia dengan orientasi ruang dan waktu yang sama sekali berbeda, coba anda lihat dalam mitologi, agama sampai film-film sci fiction kecepatan seringkali adalah sebuah media dalam perjalanan menuju other world. Dalam Islam misalnya bagaimana Nabi Muhammad SAW naik ke langit dengan bantuan makhluk langit yang di gambarkan memiliki kecepatan yang sangat Wah... melebihi kecepatan cahaya atau dalam film-film sci fiction bagaimana kecepatan adalah pintu untuk memasuki dunia pararel. Nah pertanyaan kemudian adalah dalam laju cepat itu kita berada dalam dunia yang mana ?. atau jangan-jangan dengan kita melaju cepat sebetulnya kita tidak bergerak sama sekali karena kita hanya berpindah tempat dengan sendirinya memasuki potongan puzzle waktu yang lain yang telah tersedia. Namun yang jelas lepas dari itu semua kecepatan kini telah menjelma menjadi tujuan dari perjalanan itu sendiri.

Dan jangan lupakan bahwa kita masih memiliki opsi lain selain bergerak dengan cepat. Kita masih bisa untuk melambat untuk sejenak memikirkan ulang, untuk manguji lagi kesimpulan-kesimpulan atau hanya untuk sekedar menyapa pada sekeliling kita namun hal itu nampaknya sulit untuk kita lakukan dengan kondisi kita sekarang, kata lambat sudah di hilangkan dalam kamus hidup kita agar kita lupa untuk sekedar tahu bahwa kita masih memiliki pilihan dalam menentukan laju hidup kita sendiri. Dan ingatkah anda bahwa Concorde sebagai pesawat komersial tercepat pun terpaksa harus di "Grounded" dengan alasan penggunaannya tidak efisien karena penggunaan bahan bakar yang boros dan juga pengguna / penumpang pesawat ini semakin menurun karena alasan utama penumpang Concorde menggunakan jasa terbang ini hampir mirip dengan alasan ketika anda menaiki salah satu wahana permainan di tempat-tempat hiburan. Alasannya adalah merasakan sensasi terbang di atas kecepatan suara bukan karena alasan kebutuhan dan jika sensasi ini sudah terpenuhi kenapa harus bayar mahal lagi untuk merasakan sensasi yang sama, mungkin seperti itulah "Kecepatan" kita.

Tidak terhitung jumlahnya sudah, berapa jarak yang kita lalui, sudah berapa hitungan waktu yang kita lewati untuk sekedar masuk dalam hitungan cepat ini. Kita mungkin masih merasakan jejak-jejak yang kita tinggalkan dalam bentuk ingatan-ingatan, rekaman-rekaman, benda-benda yang mempertegas kehadiran kita dalam dimensi ruang dan waktu yang terasa cepat berlalu. Kita dipaksa oleh serangkaian suprastruktur dalam sejarah kehidupan kita sebagai manusia untuk selalu bergerak dengan cepatnya, untuk selalu dengan cepat meninggalkan apa-apa yang kita miliki dalam dimensi ruang dan waktu sehingga kita merasa selalu tidak mempunyai apa-apa dalam hitungan waktu yang pendek. Dalam kecepatan laju yang kita jalani nilai-nilai yang kita miliki selalu terasa tak bermakna, apa-apa yang kita warisi selalu terlihat usang, dan hasil-hasil perjuangan kita selalu tak berharga lagi. Demikian kita harus membayar mahal untuk kecepatan yang kita nikmati.

03 September 2008

MARI BER-NEGATIF DENGAN SENANG HATI

Ada satu pertanyaan yang seringkali menyentil ketika tatkala mendengar banyak para motivator-motivator ulung, dengan bayaran jutaan, mengatakan Be Positive, jadilah manusia yang selalu berbuat positif dalam menjalani kehidupan. Kenapa hidup harus selalu positif.? memangnya ada apa dengan berpikir dan bertindak negatif ? apakah itu adalah sebuah aib bagi kita ? yang harus kita pendam bahkan kalau perlu kita musnahkan karena keberadaannya adalah ancaman bagi peradaban manusia.
Bukankah negatif adalah sisi lain dari positif seperti magnet yang selalu memiliki sisi negatif dan positif. Apakah sisi negatif dari magnet harus kita hilangkan agar hanya memiliki satu sisi yang di anggap "baik"? dan itu adalah positif tentunya. Lantas jika seperti itu buat apa sebuah magnet di ciptakan dengan dua sisi jika hanya untuk di tiadakan keberadaannya seperti halnya bumi yang memiliki dua kutub,? apakah harus kita hancurkan kutub selatan sehingga nantinya hanya ada satu kutub di bumi ini,?
wah…wah…wah. jika anda benar-benar serius mau melakukannya anda harus berhadapan dulu dengan negara-negara Selatan, atau bahkan mungkin dengan seluruh penduduk dunia yang merasa terancam kelestariannya atau paling tidak dengan organisasi lingkungan radikal yang siap memboikot dan menghantui keberadaan anda. Atau mungkin seperti manusia yang tercipta menjadi laki-laki dan perempuan di mana hubungan positif dan negatif selalu melingkupi dan saling berkelindan, apakah mau kita ubah pola hubungan itu.
saya membayangkan jika kita benar-benar bisa mengubah itu, umat manusia di muka bumi ini akan punah karena planet ini akan berubah menjadi dunia yang di idam-idamkan oleh kaum homoseksual dan siap-siap saja kita menerima azab seperti yang di timpakan kepada kaum terdahulu pada zaman Nabi Luth.

Seperti apakah kita memahami sebuah negatifitas, yang di pahami oleh mereka-mereka yang sering mencibirnya, apakah hal itu berupa rasa egois, cemburu, iri hati, nafsu sahwat, malas, atau apakah negatifitas seperti yang di maksudkan oleh Georg Simmel, yang dengan lugas dan sederhana, mengatakan bahwa negatifitas adalah hal-hal yang destruktif yang mampu menciptakan ilusi Ideologi yang membuat orang dengan tujuan berbeda-beda bernaung dalam satu ikatan massa dengan satu tujuan destruktif. Namun Saya tidak yakin mereka yang mencibir sikap negatif memaknai negatifitas dalam pengertian yang kedua, terlalu risih bagi mereka jika harus memikirkan sesuatu yang dimensi kemanusiaannya lebih luas ,seperti halnya Georg Simmel, karena mereka memang hanya mengincar individu-individu yang kering dalam memaknai kehidupan. Dan saya dengan senang hati akan ber su'udzon bahwa pengertian pertama tentang negatifitaslah yang mereka miliki. namun bukankah itu adalah hal yang manusiawi yang justru menandai ke-Manusiaan kita, yang tanpanya kita bukanlah manusia, kita mungkin akan menjadi malaikat, tokoh fiksi superhero, tokoh-tokoh pewayangan atau karakter superhebat lainnya yang telah di hilangkan sisi kemanusiaannya. Negatif adalah sebuah persamaan dengan positif. tanpa negatif maka tidak ada positif dan begitu pula sebaliknya.negatif bukan berarti tidak ada namun dengan segala kekurangannya dia "ada".

Negatif bukanlah sebuah makna yang berkonotasi buruk. Negatif seperti halnya positif adalah sesuatu yang bebas nilai. tetapi oleh rezim massa diktator, yang terkadang bertindak bagaikan Tuhan, di beri sebuah nilai yang kebenarannya di hasilkan dari reproduksi mekanis massal atau dengan kata lain proses pemberian nilai kebenaran dalam kondisi seperti itu sama dengan anda menentukan keberadaan tuhan dengan sebuah survey atau polling SMS, mirip dengan acara pencarian bintang karbitan macam Indonesia Idol, dan acara-acara sejenis lainnya.
Namun okelah… kita anggap saja negativitas adalah sesuatu yang buruk, cruel and evil. Namun toh kita akan selalu berhadapan dengannya bahkan dengan penuh kesadaran kita menikmatinya bukan karena hal negatif itu nikmat atau penuh kesenangan namun itu adalah memang bagian dari "diri" manusia. melepaskan hal itu berarti menanggalkan ke-Manusiaan kita, memangkas pohon peradaban manusia yang terus tumbuh selama ribuan tahun yang di semai oleh sisi positif dan negatif manusia secara bergantian. Dengan kita bertindak negatif kita akan menjadi manusia seutuhnya yang sadar akan keberadaannya, sadar akan kerapuhan dirinya dan tidak berjalan dengan angkuh karena keangkuhan pada dasarnya adalah ketidaktahuan akan kedalaman hakekat kehidupan. Kita mungkin tidak sadar jika dorongan untuk berpikir positif adalah salah satu bagian dari proyek pencerahan yang terancam gagal, yang dengan perlahan-lahan namun pasti akan runtuh melihat gejala masyarakat kini yang entah apa namanya di sebut manusia Modern kah atau Posmodern atau mungkin juga Pramodern saya juga kurang mengerti.

Doktrin-doktrin seperti manusia yang paling menentukan, yang dapat menentukan dan memastikan sendiri apa yang di inginkannya, makhluk yang paling mengerti akan alam ini, yang dapat memahami tubuhnya, masyarakatnya bahkan tuhan, adalah doktrin-doktrin yang di gagas oleh para founding father pencerahan yang narsis macam Kyai Descartes, Ki Ageng Kant, lan kanca-kancane. Nyatanya proyek pencerahan juga masih belum mampu mewujudkan manusia seperti yang di rancang mereka, yang dapat kita lihat dari itu adalah semakin banyaknya orang-orang barat yang notebene adalah pencetus pencerahan berpaling pada budaya timur yang sebelumnya mereka anggap hina dan barbar hanya karena budaya timur lebih memberi kesegaran spritualitas bagi kekeringan jiwa pemikiran barat.

Mengutip Elias Canetti, seorang sastrawan pemenang Nobel Sastra 1981,

"Manusia sungguh-sungguh sendirian dengan tahinya".

Apa yang istimewa dari tahi ini sampai-sampai seorang pemenang Nobel Sastra merasa perlu untuk memakai kata itu dalam tulisannya. Tahi ( Bhs Jawa : Taek ) adalah sisa-sisa kerakusan dan keberingasan kita untuk melumat segala bentuk dan benih perlawanan yang padanya tampak keserakahan kita dan proses pengeluarannya (Bhs Jawa : Ngeseng ) tidak ingin kita perlihatkan pada siapapun bahkan kepada orang yang paling kita cintai sekalipun. Proses itu menjadi begitu sakral bagi kita karena dalam proses itu hanya kita danTuhan yang tahu. Kesakralan itu menjadi penting artinya bagi kita karena tahi adalah bagian dari kita atau paling tidak pernah menjadi bagian dari kita yang keberadaannya habis-habisan kita sangkal karena kita terlalu malu untuk menunjukkan bahwa kita menikmatinya, ya kita memang menikmati proses pengeluaran kotoran yang tidak lain adalah bentuk negatifitas kita yang nampak nyata walaupun kita berusaha menghindar untuk melihatnya. Seperti itulah perlakuan kita atas sifat-sifat kita yang kodrati yang paling "Manusiawi". Maka janganlah menutup mata atas sifat-sifat kita yang telah di hakimi massa sebagai sifat buruk bahkan, kalau menurut saya lho… karena itulah yang di berikan tuhan ( bagi yang percaya kepada Nya. Ndak maksa lho saya ) kepada kita agar kita selalu mawas diri akan setiap fenomena dan tidak terjebak pada kemapanan semu.

Itulah yang dapat sedikit saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang punya rencana jahat, iri hati, dengki, sahwat dsb. Dan bagi yang belum, segera siapkan hal-hal busuk di kepala kalian dan segeralah bertindak nyata melawan segala bentuk kebaikan, norma sosial, saling menghargai dan omong-kosong lainnya. Atau jika tidak bisa, cukup dengan menertawakan dunia dan kehidupan serta tertawakanlah diri anda sendiri.

yang nulis Tommy Raditya, yang ngedit yang punya blog