24 October 2008

Tambal ban(d?) dan Krisis Ekonomi Global

Krisis ekonomi AS yang katanya berdampak pada geliat ekonomi dunia masih menjadi pembicaraan pendamping mengiringi keberangkatan Chandrayan 1 milik ISRO (Badan Antariksa milik India!!) membawa 10 satelit yang sebagian besar milik negara-negara maju di Eropa. Selain itu, dampak krisis ekonomi masih menjadi menu utama perbincangan di setiap saluran televisi bersama dengan demo anti RUU-Pornografi dan tertangkapnya teroris di Jakarta.

Mungkin memang sulit bagi banyak topik yang lain untuk mencuat ke permukaan menandingi berita mengenai ambruknya pilar-pilar ekonomi negeri Paman Sam. bisa jadi ini karena banyak pihak yang menganggap inilah moment paling ditunggu pada awal milenium ke 3. Atau rasa ng-gumun banyak orang yang awam terhadap prasangka kedigdayaan negara Pak George W. Bush ini. Tetapi yang menarik perhatian saya justru atau justeru.. mengapa Indonesia tidak remek-remek banget terkena imbasnya. Paling-paling "cuma" bursa saham yang dag dig dug, itupun sekarang sudah mulai "mengeras eh.. menguat". Biasanya kan negara-negara macam negara kesatuan kita tercinta ini yang ketiban sampur untuk hal-hal kayak gitu. maklum, kita kan masih banyak dibantu negara besar kayak Amrik gitu loh!!

Menurut teman-teman mahasiswa ekonomi Universitas Airlangga, ekonomi Indonesia dan negara-negara "semacamnya" tidak ikut-ikutan ambruk karena memang kita tidak pernah ikut memberi hutang luar negeri ke AS. jelas bila AS sedang bokek kita tidak perlu khawatir. Yang kedua ekonomi kita mayoritas pilarnya adalah sektor riil. Khusus untuk alasan yang kedua, ada satu hal yang membuka mata saya dan menjadi pertanyaan tersendiri. Apakah tambal ban(d?) termasuk sektor riil atau tidak? apakah bisa ikut menjadi nominator pahlawan-pahlawan ekonomi alias bung Hatta Award (yang ini bikinan saya)? berhubung saya tidak terlalu melek dalam bidang ilmu ekonomi, menurut alam fikir saya waktu ngendon di kastil biru jadi agak miring.

Michael Schumacer, Lewis Hamilton, Mike Doohan, Collin Mcrae, Doni Tata, bang Jalil dan Mat Juki termasuk wakil-wakil Asosiai Manusia Hidap Karena Ban(d?) atau AMHKB! bagaimana tidak, setiap mereka melakoni pekerjaannya dibidang masing-masing berapa duit yang didapat sangat dipengaruhi berpihaknya "ban" kepada mereka selain faktor-faktor pengiring yang lain. khusus untuk Mat Juki dan Bang Jalil, selain hidupnya bergantung pada Ban, mereka juga Superhero andalan masyarakat yang juga tergabung dalam AMHKB. meskipun Michael Schumacer dan Doni Tata belum pernah bersentuhan langsung dengan mereka karena setahu saya belum pernah panitia penyelenggara di Sepang Malaysia membuat ID-Card dengan tulisan "Broken Tyre Official Mechanic" untuk orang-orang dengan seragam paddock sambil wira wiri nyeret kompresor segede torpedo kapal selam.


Berkaitan dengan Krisis Ekonomi Global (AS), Ekonomi Indonesia dan Bung Hatta Award, mari kita melihat ada apa di balik tumpukan ban disebelah Kompresor yang mirip toepedo kapal selam itu...

Sesuai dengan merek dagangnya, Tambal Ban, kegiatan utama dari bidang jasa ini adalah menambal ban. Menambal berarti menutup, mengisi ruang, bidang maupun jarak yang tercipta secara, seharusnya, tidak sengaja dari bagian mana saja dari ban. kalo mau dicarikan formula definisinya kira kira "suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi ban kepada substansi kenapa diciptakannya ban tersebut melalui serangkaian tindakan teknis oleh seseorang atau badan baik secara berimbal balik maupun sukarela". apabila ada yang hendak merumuskan ulang atau mengkoreksi formula definisi diatas, maka mari kita adu argumentasi sambil minum kopi di warung depan gerbang Universitas Airlangga. karena saya yakin sampeyan punya waktu yang lebih senggang daripada saya.

Dengan formula definisi tersebut kita mendapatkan beberapa elemen utma dalam usaha tambal ban. yang pertama ban itu sendiri, sebagai produk paling canggih bin modern nan ajaib wal fenomenal dengan segala polemik mengenai sejarah keberadaannya di antara kkehidupan manusia, memegang peranan vitalnya dalam usaha ini.tidak perlu motor atau mobilnya, velnya juga tidak apalagi paku penyebab kerusakan bannya, yang penting ban ada , beres!!. Bahkan tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi bila elemen ini tidak dapat disediakan dalam proses menambal ban... (belum pernah ketemu tukang tambal onde-onde atau tukang tambal handphone, yang ada tukar tambah). yang kedua, tentu saja peralatan mekanikal seperti pengungkit, kunci pas (sumpah harus pas!!) biasanya ukuran 10 atau 12, karet penambal, lem, bak dan airnya, pemanas (biasanya kawin silang kompor spirtus dengan alat press, bayangkan desainnya), dan mesin kompresor atau pompa angin manual. sedangkan yang ketiga dan yang terakhir dari elemen utama bisnis ini adalah tukang tambal bannya. Yang ini gak perlu dibahas, keterlaluan nanti ngelanturnya. Sebenarnya banyak unsur pendukung lainnya, tapi bisa bervariasi dan tergantung ke-bonafit-an pemilik usahanya.

Menyoal krisis lagi. Menggunakan parameter transaksi sederhana saja kita sudah bisa melihat bahwa usaha tambal ban membutuhkan modal nyata dan terdapat proses produksi jasa didalamnya. konsumen dan marketnya jelas, yaitu orang-orang, atau lebih tepatnya para tyre owner, yang bermasalah dengan bannya. setelah jasa diberikan, bila tidak ada perjanjian sukarela, sang pengguna jasa memberikan imbalan kepada sang pemberi jasa. karena dalam kegiatan ekonomi dikenal istilah hutang, terhutang dan piutang dan oleh sebab tambal ban juga mengandung kegiatan ekonomi, maka istilah diatas juga terdapat dalam usaha ini. meskipun jaminannya tidak serupa jaminan kredit properti di Amrik sono!!, biasanya sekadar KTP, SIM, atau Helm saja.

Sekarang dari kacamata model apa usaha tambal ban dianggap sebagai Nominator dalam ajang Bung Hatta Award?
Sebetulnya sederhana, dalam usaha tambal ban yang juga mengandung kegiatan ekonomi, terdapat modal yang jelas yaitu dua elemen utama yang disebut yang terakhir diatas. Kemudian ada proses produksi yang menghasilkan produk jasa dan tentu saja ada konsumen baik secara fisik maupun potensial. dari sana kita dapat melihat bagaimana perputaran modal dan uang yang ada begitu nyata begitu sederhana. sehingga perhitungan dan rumus-rumus ekonomi yang sulit wal rumit tidak sampai berbuntut krisis ekonmi yang dialami Amerika serikat saat ini. beda lagi kalo dalam satu minggu diseluruh Indonesia setiap pengguna jasa Tambal Ban meninggalkan KTP, SIM atau helm untuk jaminan pembayaran jasa tambal ban. ya semua bisa terjadi, tapi lebih mungkin terjadi Olga Syahputra jadi menteri agama sebelum hal diatas terjadi.

Kalo hanya menggantungkan masa depan ekonomi Indonesia pada para Broken Tyre Mechanical saja, kok rasanya kebangetan. Sudah pendapatannya cuma cukup untuk makan satu keluarga saja, masih mau dibebani menyelamatkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu memasukan seluruh anggota Perkumpulan Pengusaha dan Penjual Bakso, Forum Komunikasi Warung Kopi, Keluarga Besar Pembuat Kue dan Jajanan dan Persatuan Bakul Jamu kedalam jajaran nominator Bung Hatta Award sebagai pahlawan ekonomi Indonesia yang secara tidak mereka atau bahkan kita sadari telah menjadi perisai cukup kokoh sampai saat ini dalam menahan gelombang dampak Krisis Ekonomi Amerika Serikat, adalah sangat bijaksana.

terakhir... (sama seperti setelah kita memberi imbalan kepada tukang tambal ban) kitapun mengucapkan matun suwur pak!!! weeengg.....




2 comments:

Anof Krisdianto said...

Om Andril21 YM nya sampeyan apa nicknya?

Nicknya apa om Andril21 di YM nya sampeyan?

radits said...

mksdnya apa boz? ada apa dgn tnd bc di footer??
tukeran link dong...
Keep blogging bro...