05 September 2008

CEPAT-CEPAT

"Cepat" adalah tuntutan yang harus anda jalani dalam dunia yang katanya modern sekarang ini. Serba-serbi dunia modern membutuhkan kecepatan dalam gerak langkahnya agar selalu terhindar dari lipatan-lipatan perkembangan jaman yang mampu menggilas apa saja. Ideologi kecepatan ini begitu mempesonanya. Dia mengalahkan ideologi-ideologi lain yang menawarkan resep-resep yang membutuhkan masa penyembuhan lebih lama, dia telah berubah menjadi tidak hanya ideologi tetapi telah menjadi mitos baru yang tak terasionalkan.

Kecepatan telah banyak mengubah wajah dunia. Ambillah contoh tidak usah terlalu jauh misalnya Surabaya. Coba anda buat periodesasi yang setiap periodenya lima tahun kemudian di mulai dari tahun ini tariklah kebelakang semampu anda mengamati sejarah lalu bandingkan. Maka anda akan temukan bagaimana dalam setiap periodenya perkembangan kota Surabaya tidak hanya bisa di bilang cepat namun telah mengalami percepatan ( Akselerasi ). Manusia pun berupaya untuk membuat catatan-catatan kecepatan baru dalam melintasi ruang yang semakin mengagumkan. Scramjet milik NASA yang bernama X-43A yang terakhir tercatat memecahkan rekor kecepatan pada sebuah tes terbang. Kecepatan yang berhasil dicatat ialah Mach 6,83. Itu artinya, hampir tujuh kali kecepatan suara. Namun pesawat ini tanpa awak, mungkin ( ini masih mungkin loh...) masih terlalu beresiko untuk menempatkan manusia dalam sebuah alat dengan kecepatan yang terlalu tinggi karena mungkin ( sekali lagi..) saja susunan tubuh manusia masih tidak memungkinkan untuk berada dalam kecepatan setingkat itu. Sedangkan pesawat untuk berawak masih dipegang oleh pesawat mata-mata SR-71 “Black Bird” yang meraih tak lebih dari Mach 3,2. Sedangkan rata-rata pesawat jet komersial terbang dengan kecepatan di bawah Mach 1. sedangkan kecepatan tertinggi yang pernah di raih oleh manusia tanpa menggunakan alat adalah 9,76 detik dengan jarak tempuh 100 meter yang di bukukan oleh Justin Gatlin Sprinter asal Amerika Serikat dalam sebuah GP Atletik di Doha, Qatar 2006 yang lalu.

Dalam ilmu matematika Kecepatan (simbol: v) atau velositas adalah pengukuran vektor dari besar dan arah gerakan. Nilai absolut skalar(magnitudo) dari kecepatan disebut kelajuan (bahasa Inggris: speed). Kecepatan dinyatakan dengan jarak yang ditempuh per satuan waktu. Sedangkan waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung kalau menurut situs Wikipedia yang boleh anda tidak percayai skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Skala waktu diukur dengan satuan detik, menit, jam, hari, bulan,tahun, windu, dekade (dasawarsa), abad, milenium dan seterusnya.

Sedikit menambahi Baudrillard yang menyatakan kondisi sekarang telah berada dalam situasi "More social than the social (the masses); fatter than fat (obesity), more violent than the violent (terror), more sexual than sex (porn), more real than the real (simulation), more beautiful than the beautiful (fashion)". Dan mungkin dalam urusan kecepatan dalil Baudrillard bisa kita tambahi dengan more fast than fast ( acceleration ). Namun bisakah kita bertanya dalam laju kecepatan tinggi yang sekarang kita lalui. Penting nggak sih kita bercepat-cepat ria. Memang kecepatan perputaran dunia sekarang telah membuat banyak tawaran solutif bagi permasalahan manusia yang kompleks. Namun dia juga mempunyai kemampuan menggilas, dia menggilas apa saja yang berjalan dengan lambat yang tidak berjalan sesuai dan searah dengan kecepatan yang sedang dia tempuh. PKL yang banyak berada di jalan pun terpaksa harus di pinggirkan atas nama sebuah kecepatan pembangunan kota dan tak heran pula jika restoran Fast Food yang di Amerika menjadi langganan sopir truk, McDonalds atau yang biasa di singkat McD oleh anak-anak gaul SMU agar terkesan familiar menajamkan filosofi kecepatan ini pada praktek bisnisnya yang membuat restoran ini populer walaupun kualitas gizi yang di sajikan pada makanannya masih kalah jauh bila di bandingkan dengan nasi pecel, begitu pentingnya arti kecepatan yang di tawarkan oleh McD dalam membangun image sebuah percepatan kemajuan sampai-sampai bisnis Franchise inilah yang pertama kali di hadirkan oleh Amerika dan membuka gerainya di Afghanistan pasca invasi AS ke negara itu. Belum lagi jika kita berbicara tentang perubahan model Handphone atau trend fashion yang lagi-lagi di dominasi pembicaraan mengenai cepatnya hal itu berubah yang memaksa kita yang berpikiran tidak ingin ketinggalan kecepatan kemajuan jaman memaksakan diri untuk mengikutinya walaupun dengan pengorbanan yang berdarah-darah.

Kecepatan kini tidak lagi mengacu pada sebuah rangkaian proses dari perjalanan. Kecepatan dengan ketidaktahuannya akan di mana dia berpijak, pada waktu yang bagaimana dia berada karena dalam sebuah laju yang sangat cepat kesadaran akan ruang dan waktu menjadi berkurang, kita yang berada dalam laju tersebut menjadi sulit untuk menentukan orientasi apakah kita masih berada dalam kontinuitas waktu dan ruang yang sama ataukah kita dengan laju cepat itu berada dalam sebuah dunia dengan orientasi ruang dan waktu yang sama sekali berbeda, coba anda lihat dalam mitologi, agama sampai film-film sci fiction kecepatan seringkali adalah sebuah media dalam perjalanan menuju other world. Dalam Islam misalnya bagaimana Nabi Muhammad SAW naik ke langit dengan bantuan makhluk langit yang di gambarkan memiliki kecepatan yang sangat Wah... melebihi kecepatan cahaya atau dalam film-film sci fiction bagaimana kecepatan adalah pintu untuk memasuki dunia pararel. Nah pertanyaan kemudian adalah dalam laju cepat itu kita berada dalam dunia yang mana ?. atau jangan-jangan dengan kita melaju cepat sebetulnya kita tidak bergerak sama sekali karena kita hanya berpindah tempat dengan sendirinya memasuki potongan puzzle waktu yang lain yang telah tersedia. Namun yang jelas lepas dari itu semua kecepatan kini telah menjelma menjadi tujuan dari perjalanan itu sendiri.

Dan jangan lupakan bahwa kita masih memiliki opsi lain selain bergerak dengan cepat. Kita masih bisa untuk melambat untuk sejenak memikirkan ulang, untuk manguji lagi kesimpulan-kesimpulan atau hanya untuk sekedar menyapa pada sekeliling kita namun hal itu nampaknya sulit untuk kita lakukan dengan kondisi kita sekarang, kata lambat sudah di hilangkan dalam kamus hidup kita agar kita lupa untuk sekedar tahu bahwa kita masih memiliki pilihan dalam menentukan laju hidup kita sendiri. Dan ingatkah anda bahwa Concorde sebagai pesawat komersial tercepat pun terpaksa harus di "Grounded" dengan alasan penggunaannya tidak efisien karena penggunaan bahan bakar yang boros dan juga pengguna / penumpang pesawat ini semakin menurun karena alasan utama penumpang Concorde menggunakan jasa terbang ini hampir mirip dengan alasan ketika anda menaiki salah satu wahana permainan di tempat-tempat hiburan. Alasannya adalah merasakan sensasi terbang di atas kecepatan suara bukan karena alasan kebutuhan dan jika sensasi ini sudah terpenuhi kenapa harus bayar mahal lagi untuk merasakan sensasi yang sama, mungkin seperti itulah "Kecepatan" kita.

Tidak terhitung jumlahnya sudah, berapa jarak yang kita lalui, sudah berapa hitungan waktu yang kita lewati untuk sekedar masuk dalam hitungan cepat ini. Kita mungkin masih merasakan jejak-jejak yang kita tinggalkan dalam bentuk ingatan-ingatan, rekaman-rekaman, benda-benda yang mempertegas kehadiran kita dalam dimensi ruang dan waktu yang terasa cepat berlalu. Kita dipaksa oleh serangkaian suprastruktur dalam sejarah kehidupan kita sebagai manusia untuk selalu bergerak dengan cepatnya, untuk selalu dengan cepat meninggalkan apa-apa yang kita miliki dalam dimensi ruang dan waktu sehingga kita merasa selalu tidak mempunyai apa-apa dalam hitungan waktu yang pendek. Dalam kecepatan laju yang kita jalani nilai-nilai yang kita miliki selalu terasa tak bermakna, apa-apa yang kita warisi selalu terlihat usang, dan hasil-hasil perjuangan kita selalu tak berharga lagi. Demikian kita harus membayar mahal untuk kecepatan yang kita nikmati.

No comments: