16 August 2013

Betapa Miskinnya Hati Ini


Ketika membuka mata, pertama yang terpikir adalah saya harus segera bangun, mandi dan bersiap berangkat bekerja. Setelah berangkat bekerja, doa yang menyertai adalah saya niat bekerja untuk anak dan istri saya demi ketaqwaan kepada Tuhan. Bila direnungkan kembali alangkah miskinnya hati kita, setiap hari yang kita jalani adalah sebuah beban karena percaya adanya Tuhan, karena telah menikah dan memiliki istri serta telah memiliki anak.

Bila kita ubah kalimat dalam doa kita ketika berangkat bekerja dengan kalimat, Tuhan inilah bentuk rasa syukurku atas nikmat berupa istri yang saliha dan anak yan salih, maka bekerja adalah sebuah upacara persembahan yang sakral atau seperti pesta perayaan atas sebuah berkah. Bayangkan kita berpesta setiap hari, setiap pagi hingga malam dan dari senin hingga sabtu. lalu pada hari minggunya kita berkumpul dengan hadiah Tuhan itu dibumbui canda tawa. Dengan demikian hati kita berlimpah kekayaan.

No comments: